Setahun
berada di daerah perantauan sangat menantang sekali bagi seorang traveller. Banyak hal yang dialami,
termasuk di dalamnya tantangan dan sebuah kenikmatan hidup. Kampung Urat merupakan
sebuah kampung yang terletak di daerah pesisir. Tepatnya berada di Pulau Samai,
Distrik Fakfak Timur, Papua Barat. Ketika kamu pertama kali sampai di kampung
tersebut, jangan kaget jika kamu akan terus mengucap syukur kepada Tuhan.
Karena, tempatnya yang sangat indah sekali dan sejuk. Cocok sekali buat kamu
yang gerah dengan kehidupan di kota, maka wajib berkunjung ke kampung ini.
Kehidupan
di kampung pasti tidak jauh dengan adanya tradisi adat budaya yang sangat
kental. Kita akan merasakan benar-benar berada di Indonesia jika kita telah
mencicipi tradisi adat budaya Indonesia. Papua terkenal sekali dengan adat
makan sirih pinang, Bahkan sirih pinang digunakan juga di dalam berbagai
tradisi adat Papua. Sirih pinang juga dipakai lho ketika hajatan-hajatan di
Kampung Urat. Berikut akan saya uraikan 6 acara adat yang memakai sirih pinang
sebagai persembahan dan penghormatan kepada leluhur:
- Hajatan Orang
Meninggal
Ketika ada orang yang meninggal,
maka tetap ada tradisi adat budaya yang harus dilakukan di Kampung Urat. Selesai
acara pemakaman, maka malam harinya hingga hari ke 7 selalu ada hajatan di
rumah yang bersangkutan yakni baca-baca doa. Tetapi disini budayanya berbeda
lho. Bukan hanya baca-baca doa saja, tetapi ada adat penghormatan yang harus
dilakukan terlebih dahulu sambil baca-baca doa. Biasanya, tuan rumah akan
memanggil tokoh agama di kampung untuk memimpin acara hajatan dan membakar
kemeniyan. Kemudian, setelah selesai membaca doa, maka tradisi selanjutnya
yaitu bersama-sama makan pinang, sirih, dan kapur. Hal ini dilakukan untuk
menghargai budaya setempat dan menghormati leluhur. Tidak ada yang dilarang
untuk makan pinang di Kampung Urat, dimulai dari anak kecil hingga orang
dewasa, semua akan memakan pinang hingga pinang yang dimakan sampai bewarna
merah.
- Hajatan
Menikah
Ketika ada orang menikah di
Kampung, sajiannya sangatlah lezat. Mulai dari papeda, tagas-tagas, sagu
batang, ikan bakar, dan yang lainnya. Tetapi kamu akan melihat menu makanan
wajib yang harus ada di Kampung ini yaitu sirih, pinang, dan kapur. Percaya
tidak percaya, semua akan berebutan untuk menghabiskan sirih, pinang, dan kapur
ini. karena ini adalah menu wajib seperti layaknya kita makan permen setiap
harinya.
- Hajatan
Maulud Nabi
Perayaan Maulud Nabi merupakan
hajatan paling besar di Kampung. Karena perayaan ini akan mengundang
orang-orang dari kota hingga seluruh kampung yang ada di Kabupaten Fakfak.
Kemudian, di dalamnya ada sederetan acara adat budaya yang harus dilaksanakan
seperti mengaji bersama, bernyanyi shalawat sambil memainkan tifa, membakar
kemeniyan, semprot parfum, hingga menu andalan wajib, makan bersama yang
dilengkapi dengan Sirih, pinang, kapur. Ketika ada perayaan besar seperti ini,
sebaiknya memang kita juga ikut memakan sirih, pinang, kapur bersama-sama untuk
menghormati adat budaya setempat.
- Mengusir
Hewan-Hewan Buas
Percaya tidak kalo sirih,
pinang, kapur ampuh untuk mengusir hewan-hewan buas di kampung seperti ular phyton dan ular berbisa lainnya? Tradisi
ini sudah dilakukan secara turun menurun oleh warga Kampung Urat. Apabila ada
hewan buas turun ke kampung dari hutan, maka dipercaya pasti ada salah seorang
warga yang melakukan kesalahan sehingga membuat hewan buas tersebut marah.
Hewan buas tersebut dipercaya merupakan penunggu di Kampung tersebut. Oleh
karena itu, untuk menghormati leluhur di Kampung Urat dan memberikan
penghormatan, maka disediakan sirih, pinang, dan kapur beserta kemeniyan di
dekat hewan buas tersebut. Percaya tidak percaya, beberapa jam kemudian, hewan
buas tersebut akan pergi dan kembali ke hutan.
- Penangkal
Bencana Alam
Orang-orang di kampung percaya
bahwa ketika ada marabahaya yang datang maka penunggu sedang marah kepada
orang-orang di kampung. Maka, ketika ada bencana yang datang, contohnya ombak
besar yang membuat orang-orang tenggelam, pasang-surut air laut, dan lain
sebagainya, maka orang kampung akan melakukan baca-baca doa sambil membakar
kemeniyan kemudian akan menyediakan sirih, pinang, dan kapur yang kemudian akan
dimakan bersama-sama. Itu merupakan salah satu bentuk penghormatan dan memohon
ampun agar bencana hilang dari kampung.
- Membangun
Fasilitas Baru di Kampung
Ketika ada pembangunan fasilitas
baru di kampung, maka harus ada pembacaan doa-doa terlebih dahulu sambil
membakar kemeniyan. Hal ini sama seperti masyarakat pada umumnya, contoh ketika
membangun rumah baru, maka setelah rumah itu jadi akan ada pembacaan doa di
rumah tersebut. Sama halnya dengan pembangunan fasilitas baru di kampung urat,
seperti pembangunan jembatan, masjid, balai kampung, dan lain-lain,maka harus
ada pembacaan doa, membakar kemeniyan, dan tidak lupa pemberian sirih, pinang,
kapur yang kemudian akan dimakan bersama-sama.
Itulah
tradisi sirih, pinang, kapur yang sangat kental di kampung Urat. Memakan sirih,
pinang, kapur dipercaya akan membuat gigi bertambah kuat lho. Tapi jangan lupa
untuk sikat gigi setelah makan, agar tidak ada bekas-bekas yang tertinggal di
gigi. Untuk kamu yang akan berkunjung ke Kampung Urat, maka kamu juga akan
menikmati segala tradisi adat budaya yang beraneka ragam di kampung ini. ohya,
jangan lupa untuk mencoba sensasi makan sirih, pinang, dan kapur di Kampung
urat ya, karena cara menikmatinya pun berbeda dari adat lainnya. Mari,
lestarikan budaya Indonesia.
Best
regards,
Nur
Cahaya
Komentar
Posting Komentar