Sebuah
title Pengajar Muda sedang aku pegang
hingga detik ini. Sebuah tugas yang luar biasa perjuangan dan tantangannya.
Belajar segala sesuatu yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya tidak
tahu menjadi tahu. Karena seorang Pengajar Muda dituntut untuk (kalau bisa)
mengetahui segala hal. Seorang Pengajar Muda dituntut untuk menjadi tauladan
dimanapun Pengajar Muda berada. Seorang Pengajar Muda patut memberikan contoh
yang baik. Bukan sebuah keterpaksaan untuk melakukan ini semua. Tetapi,memang
seharusnya bukan? Dan memang dari awal mendaftar menjadi seorang Pengajar Muda
sudah dipertimbangkan dengan matang dan siap dengan hati yang ikhlas. Siap
kalau nantinya akan dipuji-puji oleh banyak orang, siap untuk diterima di
masyarakat, siap selalu ada untuk masyarakat, dan selalu siap untuk anak-anak
Indonesia. Tetapi bukan hanya itu, siap untuk yang baik-baik saja. Melainkan,
seorang Pengajar Muda siap juga untuk dicemooh, disindir, dilawan, dan lain
sebagainya. Tetapi menjadi seorang Pengajar Muda bukan untuk mengkhawatirkan
hal-hal seperti itu saja. Masih banyak tugas lain yang menunggu. Yang lainnya
hanya bumbu-bumbu manis pelengkap satu tahun Pengajar Muda berada di daerah
penempatan.
Hal
ini bukan untuk menakut-nakuti orang-orang yang akan mendaftar sebagai Pengajar
Muda atau yang telah mendaftar menunggu sebuah pengumuman. Tetapi, apakah kamu
sudah siap dengan semua itu. jika kamu yakin dengan tegas menjawab ‘iya’,
berarti kamu memang sudah siap dengan segala resiko yang akan terjadi. Dan kamu
benar adalah seorang Pengajar Muda yang sedang ditunggu oleh Indonesia untuk
membantu Indonesia melunasi janji kemerdekaan.
Pertama
kali saya mendaftar sebagai Pengajar Muda, sangat bersemangat sekali. Pada saat
itu saya berpikir mungkin tugas yang akan dijalani sama saja saat berorganisasi
dulu di bagian kemasyarakatan. Semakin yakin saya mendaftar sebagai Pengajar
Muda. Satu tujuan saya yaitu untuk anak-anak Indonesia. Berbagi bersama mereka
dan mencoba untuk menjadi inspirasi buat mereka.
Training
Pengajar Muda yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan telah membuat saya
semakin yakin untuk tujuan utama saya. Sempat kaget dengan kondisi sebenarnya
di lapangan ketika diceritakan oleh para fasilitator. Tapi, saya masih sangat
yakin kalau saya masih bisa untuk melewati tantangan yang ada.
Hari
ini, detik ini, ketika saya menulis ini, adalah hari ke-178 saya berada di
penempatan. Saya berada di sebuah penempatan paling Timur Indonesia. Sebuah
tempat yang ingin dikunjungi oleh banyak orang. Tidak semua orang bisa pergi ke
tempat ini. tidak lain tidak bukan, Papua. Tanah Papua untuk pertama kalinya
aku kunjungi. Lebih tepatnya Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Hari ini, adalah
hari dimana mendekati 6 bulan saya berada di penempatan. Suka duka telah saya
lewati disini. Banyak sekali hal-hal yang sangat menarik dan menantang saya
untuk tetap teguh pada tujuan utama dan tetap teguh memegang slogan “We Are The
Face of GIM”.
Awalnya
saya sempat bilang kalau saya sangat bersemangat dan sangat yakin dapat
melewati segala tantangan yang ada disini. Tapi siapa yang tahu, ketika berada
benar-benar langsung di lapangan, sebuah tantangan dan resiko itu membuat
semangat menjadi naik turun, membuat hati selalu tidak tenang, membuat selalu gelisah,
membuat pikiran macam tak karuan. Semua itu tidak mudah untuk dijalani.
Benar-benar masing-masing Pengajar Muda harus membingkai hatinya sedemikian
rupa agar bingkai itu tidak pecah. Masing-masing pengajar muda harus
benar-benar tahu bagaimana caranya mengembalikan semangat dan bagaimana cara manage expression. Dan selama saya
disini, saya tahu apa yang membuat semangat saya selalu ada. jawabannya hanya
satu yaitu “anak-anak”. Mereka adalah pelita saya. Mereka adalah penyemangat
saya. Mereka yang selalu mengobarkan semangat saya menjadi berapi-api. Mereka
yang selalu meyakinkan saya untuk tetap menjalankan sebuah kebenaran tanpa
harus memikirkan omongan orang lain yang menyindir saya. Mereka ada karena
mereka adalah pejuang cilik yang mau melakukan perubahan. Dan saya harus tetap
semangat agar anak-anak saya juga tetap semangat.
“Sebuah perubahan itu
akan selalu ada, percayalah. kita datang bukan menjadi problem solver. Tetapi,
kita datang untuk menjadi bagian dari mereka. Menjadi orang yang selalu ada
untuk mereka. Mungkin saja perubahan itu memang tidak sekarang, mungkin saja
perubahan itu akan terjadi ketika 5 atau 10 tahun yang akan datang (Anies
Baswedan)”
So,
tetap semangat wahai Pengajar Muda. Janganlah pernah menyesal karena telah
memilih mendaftar menjadi pengajar muda. Karena menjadi seorang Pengajar Muda
adalah sebuah kehormatan yang luar
biasa. Dan kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia dengan hati yang ikhlas
membantu melunasi janji kemerdekaan
Negara Republik Indonesia. MERDEKA!
Kampung Urat,
5 Desember 2014
Komentar
Posting Komentar