Aku
baru tahu Kota Fakfak semenjak di Indonesia Mengajar. Aku juga pun baru tahu
julukan Kota Fakfak adalah Kota Pala semenjak menjadi seorang Pengajar Muda
yang ditempatkan di Kota Fakfak. Ya, memang benar julukan itu, Kota Fakfak
adalah Kota Pala. Karena, sebagian besar pohon yang ada di Kota Fakfak adalah
Pohon Pala. Aku ditempatkan di Kampung Urat, Distrik Fakfak Timur, Fakfak,
Papua Barat. Sangat kebetulan sekali, aku ditempatkan di daerah pesisir. Yang
unik dari daerah ini adalah, di depan rumahku adalah pantai, di belakang
rumahku adalah gunung yang sebagian besar berisi Pohon Pala milik warga.
Buah
Pala merupakan sumber penghasilan utama bagi warga kampung Urat. berbeda bukan
dengan masyarakat pesisir lainnya. Sebagian besar masyarakat pesisir yang ada
di Indonesia mempunyai sumber penghasilan utama dari pekerjaan sebagai nelayan.
Tetapi, kampung pesisir ini memiliki keunikan tersendiri. Buah pala merupakan
sumber penghasilan utama. Memang, banyak juga yang bekerja sebagai nelayan.
Tetapi, itu sebagai pekerjaan sampingan saja. Mereka biasa juga menangkap ikan,
tetapi sebagian besar ikan yang ditangkap bukan untuk dijual melainkan untuk
makanan sehari-hari di rumah. Enak sekali bukan, setiap hari makan ikan segar.
Habis memancing, langsung dimakan dengan lahap.
Satu
kalimat yang saya petik dari orang tua piara saya disini “Kalau mau dapat
keuntungan besar dari pala,yah harus rajin bu. Kalau tidak rajin yah sama saja
rugi”. Saya bertanya-tanya kenapa? Saya pun mendapatkan jawaban itu dan melihat
bagaimana prosesnya secara langsung. Musim pala dalam setahun ada dua kali.
Sekalinya musim, yah orang-orang disini kaya alias banyak uang. Ketika sudah
waktunya musim, orang-orang akan berlomba-lomba untuk memetik pala di kebun
mereka masing-masing. Ohya, kalo disini itu namanya tanah adat. Jadi tidak ada
sertifikat tanah.
Orang-orang
akan memanjat pohon pala untuk menjatuhkan pala ke bawah. Kemudian, dikumpulkan
menjadi satu. Nah, setelah ada proses pengupasan buah pala untuk mengeluarkan
biji pala. kalau orang yang mau mendapatkan untung lebih banyak, yah buah pala
tidak akan dibuang begitu saja. Tapi sayang sekali, masyarakat disini rata-rata
membuang buah pala begitu saja. Lanjut yah, kemudian ada proses pengupasan
bunga dari biji pala tersebut. Setelah itu, bunganya dijemur tersendiri, dan
biji pala tadi dijemur tersendiri juga, atau bisa juga biji pala diasar. Tidak
hanya sampai disitu, biji pala yang sudah dijemur bisa dibanting-banting,
setelah itu dipilih mana yang bergoyang isinya dan mana yang tidak. Kalau yang
tidak bergoyang, itu akan ditoki (Dipecahkan pakai kayu) dan dikelurkan pala yang terdalam. Nah itulah
prosesnya, lumayan panjang yah. Pantas saja harus orang yang rajin yang mengerjakannya.
Buah
pala, bunga pala, biji pala, kulit pala, semua itu mempunyai keuntungan yang
sangat lumayan. By the way, aku sudah bisa lho mengerjakan semua proses itu.
Hihi.
Komentar
Posting Komentar