Pengajar Muda dari Yayasan Gerakan
Indonesia Mengajar, melakukan sosialisasi di kampus saya (sebut saja IPB) pada
tahun 2010. Gerakan ini sangat menggiurkan sekali, khususnya untuk orang-orang
seperti saya yang sangat suka sekali dengan kegiatan sosial, suka bermain
dengan anak-anak,mengajar tapi santai, apalagi dapet bonus ke pedalaman daerah
di Indonesia (ekspektasi awal). Ketika pada saat itu, keinginan mendaftar pun
diurungkan niatnya, karena tercatat syarat bahwa harus lulus S1 terlebih
dahulu.
Tahun berganti tahun, tibalah saatnya
saya LULUS dan WISUDA dari IPB, sebuah prestasi yang membanggakan bagi saya dan
keluarga. Pada saat itulah, saya masih mempunyai niat dan tekad yang tinggi
untuk daftar sebagai Pengajar Muda VIII, Indonesia Mengajar. Pada saat itu, 20
November 2013, adalah hari wisuda saya di IPB. Setelah saat itu, saya langsung
dibawa pulang ke Semarang oleh keluarga saya. Firasat apapun tidak ada, hanya
saja yang saya pikirkan saya harus tetap mendaftar di Indonesia Mengajar. Alih
alih, ketika saya sampai di Semarang, ternyata saya disarankan untuk melakukan
operasi, karena memang saya mempunyai sakit. Akhirnya, saya menuruti ibu untuk
segera operasi. Dirawat di RS selama seminggu, harus belajar jalan kembali,
tidak membuat saya berhenti untuk mendaftar di Indonesia Mengajar. Diam-diam
saya pun menyelesaikan rentetan formulir pendaftaran Indonesia Mengajar yang
telah saya unggah di hari-hari terakhir penutupan.
Impian adalah sesuatu yang patut
diperjuangkan. Begitulah tekad saya yang sangat kuat untuk segera sembuh, bisa
jalan lagi (sampe minum obat cina), dan merayu-rayu ibu saya agar diperbolehkan
kembali ke Bogor untuk memenuhi panggilan Indonesia Mengajar. Horeeee ...
akhirnya saya diperbolehkan untuk pergi, memang sih anak seperti saya hobinya
merayu-rayudan membujuk sampai diberikan izin kembali.
Februari 2014, saya lolos sebagai 300
orang dari 9.375 orang untuk mengikuti test tahapan kedua yaitu direct
assessment. Saya ingat sekali, waktunya dari pagi hingga sore hari,
dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore. LUAR BIASA! pada test tahapan ini, ada 6
bagian yang harus dijalankan yaitu sesi self presentation, FGD, role play, microteaching, psikotest, dan interview. Tidak harus berurutan, karena nanti akan dibagikan
kelompok di awal, dan kita akan test bersama orang-orang di kelompok tersebut.
Ketika sesi interview, saya deg-degan sekali, tapi untunglah interviewer sangat
santai dan membuat saya rileks. Anyway, setelah saya lolos saya baru tahu lho kalo
yang mewawancarai saya adalah seorang Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar,
Pak Hikmat Hardono. Oke kemabli lagi ke topik semula. Sesi-sesi tersebut
lumayan menguras tenaga dan pikiran, tapi tenang, kita dikasih makan siang kok.
Hehe
Sebelum pengumuman lulus atau tidaknya
ke tahap selanjutnya, saya sudah bergabung di grup Calon Pengajar Muda, yang
isinya anak-anak yang mendaftar di Indonesia Mengajar dan masuk ke tahap kedua.
Pengumuman ini membuat jiwa tidak tenang, susah makan, sampe susah tidur (Lebay!)
Tibalah saatnya pengumuman kembali,
senangnya bahwa saya LULUS ke tahap ketiga yaitu medical check up atau biasa disingkat MCU. Alhamdulillah, ucap syukur kepada YME. Setelah itu, selang
beberapa minggu hari yang saya tunggu-tunggu tiba juga. Saya mendapat telepon
dari staff kantor Indonesia Mengajar bahwa saya LULUS menjadi Calon Pengajar
Muda VIII periode tahun 2014-2015. Sujud syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT. Memang niat baik akan berakhir baik sesuai dengan kehendakNya.
Kenapa masih calon? Karena akan melewati sesi pelatihan atau biasa disebut Camp Training Indonesia Mengajar yang
berlangsung selama dua bulan, setelah itu jika lulus maka akan ditetapkan
sebagai Pengajar Muda VIII. Sekian cerita yang #superlatepost ini, semoga bermanfaat dan menyenangkan hati para
pembaca. Cheers.
“keep
smiling, because smile ia a beautiful make up of the person and can hide your
sadness,cheers”
-Cahaya,
2015-
-NC,2015-
Komentar
Posting Komentar