“My Life
My Adventure, and My Life Is Never Flat”
Sepertinya kata-kata itu memang
harus saya tanam dalam-dalam di otak saya. Di kala semangat saya menurun,
anak-anak tidak mau menurut, banyak sekali permasalahan yang mungkin memenuhi
otak saya, kata-kata itu menjadi mantra ajaib bagi saya. Saya harus bangkit,
ini adalah petualangan saya, dan saya harus menyelesaikannya.
Janji sekedar janji. yah, saya
telah melakukan hal itu kepada anak-anak saya. “Ibu, katong pi piknik-piknik
boleh, saya rasa semangat tara ada ibu”, kata salah satu anak saya. “iya ibu,
pi piknik boleh, ke ukmeir kah, dimanakah, katong belum pi piknik sama ibu”,
sahut anak saya yang lain. “ya sayang, sebentar kalo ada waktu kosong katong pi
piknik eeee, mungkin hari minggu ini ada jonson yang tara dipake”, jawab saya.
Kemudian, ketika hari Sabtu tiba, saya mencari jonson tidak dapat. Ya, jonson
semua dipakai. Oke, tertunda sudah piknik saya bersama anak-anak. hal itu telah
saya lakukan beberapa kali kepada anak-anak saya. Dan di minggu ini, saya telah
menepati janji itu.
Hari Jumat sangat cerah sekali.
Saya bersama anak-anak senam bersama, membersihkan halaman sekolah dan membuat
pagar tanaman-tanaman kami. Di ruang guru yang sederhana itu, saya langsung
bilang kepada guru lain kalau saya ingin pergi piknik bersama anak-anak. ada
salah satu guru yang bilang, “ibu, nanti sudah ibu, musim ombak eee, nanti
sudah ibu, belum ada jonson lai toh”. Tetapi saya tetap nekat, dan tetap ingin
piknik. Saya langsung mengumumkan di anak-anak. saya bersama Ibu Hawa, teman
guru yang lain, kita bersama-sama cari jonson. Kemudian, saya meyakinkan diri,
bagaimana caranya piknik ini harus jadi. Akhirnya alhamdulillah, ketemu sudah
jonson. Bapak Imam yang sangat baik hati mau meminjamkan jonsonnya kepada kami.
Ah senangnya, kemudian saya langsung dengan semangat mengumumkan di anak-anak
kalau besok jadi piknik.
Hari minggu telah tiba, anak-anak
sudah siap dengan ketupatnya, belanganya, bekalnya dan semuanya. Kemudian saya
mencari bensin, dan orang yang mau bawa jonson. Om Sam, om piara saya,
menawarkan diri untuk mengantar kami. Asiiikk, piknik jadi juga. Siap berangkat
ke Pulau Peyok bersama anak-anak.
Hari minggu itu, sangat cerah
sekali. Memang benar berombak, tapi kami semua menikmatinya. Foto-foto bersama,
bermain bersama, canda tawa bersama, makan bersama kami lakukan semua
sama-sama. Sebelum kami bermain di laut, saya adakan permainan “ular balon”.
Hal itu menjadi titik pemicu awal kesenangan anak-anak. setelah itu kami
mandi-mandi, bermain ombak, dan main benteng. Tidak lama kemudian, datanglah
gerombolan yang lain, tidak lain adalah Apang (adik piara saya yang besar),
Kapal (temannya Apang), Rakiba, dan kakak Abas. Kemudian menyusul lagi dengan
dayung-dayung, Tajam dan pamannya, dan tidak lupa juga Bapak tahir, mama, dan
anaknya yang paling kecil.
Saya merasa sangat senang sekali,
bermain benteng sama orang-orang besar juga seperti Apang,Om Sam, Rakiba, Ibu
Hawa, Kapal, dan juga Tajam. Kemudian, anak laki-laki memancing, kami memasak
nasi, main lagi. Full seharian, dari pagi sampai sore kami main. Ah senangnya,
bisa memberi kesenangan kepada anak-anak. semoga nanti ada lagi waktu kami
pergi piknik bersama lagi ya sayang.
Catatan Minggu, 15 Maret
2015
Komentar
Posting Komentar